PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makalah ini di buat
berdasarkan referensi yang di dapat dari media elektronik ya itu media iklan
televisi dengan memperhatiakan mana iklan yang baik dan mana iklan yang kurang
beretika, di dalam makalah ini satu iklan yang menurut saya kurang beretika
yaitu Mie Sedaap
Rasa Kari Spesial versi Bola, iklan mie sedaap ini di buat untuk
menarik perhatian pemirsa di tv agar membeli produk mie sedaap yang terbaru.
dengan menggunakan beberapa anak kecil sebagai model dalam iklan tersebut
sehingga dapat menarik perhatian pemirsa unttuk membeli produk baru yang dikeluarkan
oleh mie sedaap.
isi dari iklan ini
adalah dimana beberapa anak kecil yang sedang bermain sepak bola di lapangan
tanpa sengaja memecahkan kaca rumah milik seseorang di dekat lapangan tersebut.
pemilik rumah muncul dan memarahi anak-anak tersebut namun, anak-anak tersebut
berusaha berdalih bahwa mereka sedang melakukan senam yoga. kemudian, mereka
bersama-sama memakan mie sedaap rasa kari ayam spesial yang terbaru disana
barulah anak-anak tersebut berbicara jujur sehingga salah satu anak di lempar
menggunakanbola.
1.2 Rumusan
Masalah
·
Apa kah pengertian dari klan ?
·
Apakah pengertian dari etik ?
·
Bagaimana etika dalam beriklan ?
1.3 Tujuan
Penelitian
·
Untuk mengetahui pengertian dari klan ?
·
Untuk mengetahui pengertian dari etik ?
·
Untuk mengetahui Bagaimana etika dalam
beriklan ?
TEORI
2.1
Iklan
Iklan tulis mulai dikenal sejak zaman Yunani kuno.
Ketika itu, iklan berisi mengenai budak-budak yang melarikan diri dari tuannya
atau mengenai penyelenggaraan pertandingan Gladiator,
pada masa ini iklan hanyalah berupa surat edaran. Beberapa waktu kemudian
barulah muncul metode periklanan yang ditulis dengan tangan dan dengan kertas
yang lebih besar di Inggris.
Iklan pertama yang dicetak di Inggris ditemukan pada Imperial Intelligencer Maret 1648. Sampai tahun 1850-an, di Eropa iklan belum sepenuhnya dimuat disurat kabar.
Kebanyakan masih berupa pamflet, leaflet, dan brosur. Iklan majalah pertama muncul dalam majalah Harper tahun 1864.
Menurut www.wikipedia.com
Iklan atau dalam bahasa Indonesia formalnya pariwara adalah promosi benda
seperti barang, jasa, tempat usaha, dan ide yang harus dibayar oleh sebuah
sponsor. Manajemen pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi promosi
secara keseluruhan. Komponen lainnya dari promosi termasuk publisitas, hubungan
masyarakat, penjualan, dan promosi penjualan.
2.2 Etika
Pengertian Etika (Etimologi),
berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau
adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam
bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk.
Tujuan Mempelajari Etika
Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai
penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
Pengertian Baik
Sesuatu hal dikatakan baik bila ia
mendatangkan rahmat, dan memberikan perasaan senang, atau bahagia (Sesuatu
dikatakan baik bila ia dihargai secara positif)
Pengertian Buruk
Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti
perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku
Cara Penilaian Baik Dan Buruk
Menurut Ajaran Agama, Adat Kebiasaan,
Kebahagiaan, Bisikan Hati (Intuisi), Evolusi, Utilitarisme, Paham Eudaemonisme,
Aliran Pragmatisme, Aliran Positivisme, Aliran Naturalisme, Aliran Vitalisme,
Aliran Idealisme, Aliran Eksistensialisme, Aliran Marxisme, Aliran Komunism.
2.3 Etika Dalam Periklanan
Menurut
Thomas M. Garret, SJ, iklan dipahami sebagai aktivitas-aktivitas yang lewatnya
pesan-pesan visual atau oral disampaikan kepada khalayak dengan maksud
menginformasikan atau memengaruhi mereka untuk membeli barang dan jasa yang
diproduksi, atau untuk melakukan tindakan-tindakan ekonomi secara positif
terhadap idea-idea, institusi-institusi tau pribadi-pribadi yang terlibat di
dalam iklan tersebut.
Sebagai
kekuatan utama ekonomi, iklan justru menjadi sarana yang efektif bagi produsen
untuk menstabilkan atau terus meningkatkan penawaran barang dan jasa. Sementara
konsumen dengan sendirinya juga membutuhkan iklan, terutama ketika mereka hidup
dalam sebuah masyarakat yang ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang sangat
cepat, sebuah masyarakat konsumtif dengan tingkat permintaan akan barang dan
jasa yang yerus meningkat.
Di sini sebenarnya
iklan melakonkan tiga peran sekaligus, yaitu:
- Pertama, iklan informatif. Jenis iklan ini bertujuan untuk menginformasikan secara objektif kepada konsumen kualitas dari barang tertentu yang diproduksi, nilai-lebih dari barang tersebut, fungsi-fungsinya, harga serta tingkat kelangkaannya.
- Kedua, iklan persuasif atau sugestif. Jenis iklan ini tidak sekadar menginformasikan secara objektif barang dan jasa yang tersedia, tetapi menciptakan kebutuhan-kebutuhan akan barang dan jasa yang diiklankan. Kalau pada iklan informatif yang mau dicapai adalah bagaimana masyarakat bisa memenuni kebutuhannya, maka pada iklan persuasif justru kebutuhan akan barang dan jasa itu sendiri yang hendak diciptakan. Dan demi tujuan-tujuannya tidak jarang jenis iklan ini mengutamakan unsure-unsur perasaan dan bersifat irasional, karena pesan-pesannya sunguh-sungguh menggerakkan perasaan-perasaan, imajinasi-imajinasi, serta realitas bawah-sadar manusia.dan
- ketiga, iklan kompetitif. Meskipun meliputi juga iklan informatif dan persuasif, jenis iklan ini lebih dimaksud untuk mempertahankan serta memproteksi secara kompetitif kedudukan produsen di hadapan pelaku produksi lainnya. Masyarakat kemudian diharapkan memiliki semacam tingkat “kesetiaan” yang relatif tinggi dan tetap selaku pemakai barang dan jasa yang dihasilkan oleh satu pelaku produksi tertentu saja.
Masalah moral dalam
iklan muncul ketika iklan kehilangan nilai-nilai informatifnya, dan menjadi
semata-mata bersifat propaganda barang dan jasa demi profit yang semakin tinggi
dari para produsen barang dan jasa maupun penyedia jasa iklan. Padahal,
sebagaimana juga digarisbawahi oleh Britt, iklan sejak semula tidak bertujuan
memperbudak manusia untuk tergantung pada setuap barang dan jasa yang
ditawarkan, tetapi justru menjadi tuan atas diri serta uangnya, yang dengan
bebas menentukan untuk membeli, menunda atau menolak sama sekali barang dan
jasa yang ditawarkan. Hal terakhir ini yang justru menegaskan sekali lagi tesis
bahwa iklan bisa menghasilkan keuntungan-keuntungan bagi masyarkat.
ANALISIS
Menurut saya iklan
tersebut karena saat pemilik rumah muncul dan memarahi anak-anak itu mereka
tidak mengakui perbuatan mereka sehingga memberikan contoh yang buruk kepada
orang lain yang menonton terutama anak-anak karena mengajarkan anak-anak
berbohong dan tidak bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan. sehingga
dapat memberikan dampak negatif terhadap moral anak-anak bangsa Indonesia itu
bisa menjadi contoh dalam kegiatan sehari-hari untuk anak-anak kecil , anak
kecil sekarang mudah sekali untuk meniru adegan-adegan yang ada di layar
televisi apa lagi dalam tayangan sebuah iklan yang di putar berulang-ulang itu
dapat mempengaruhi sikap anak-anak yang menontonnya.
Saran: seharusnya suatu
iklan selain menarik juga harus mendidik karena bukan hanya orang dewasa saja
yang menonton iklan tersebut melainkan semua golongan masyarakat mulai dari
anak kecil hingga dewasa. seharusnya iklan tersebut dibuat menarik dengan tidak
menggunakan unsur mengajari anak-anak untuk berbohong. agar iklan tersebut
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang menontonya terimakasih.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar